Jumat, 26 Oktober 2012

BUMI AKAN GELAP 3 HARI PADA TANGGAL 23 - 25 DESEMBER


Ilmuan US memperkirakan perubahan alam semesta, kegelapan total pada planet (bumi, red) selama 3 hari dimulai pada 23 Des 2012. Ini bukanlah akhir dari dunia, ini adalah "kesejajaran alam semesta", dimana matahari dan bumi akan berada pada satu garis lurus untuk pertama kalinya. Bumi akan bertukar tem,pat dari dimensi ke 3 ke dimensi 0, lalu bertukar lagi ke dimensi ke 4. Selama perpindahan ini, seluruh alam akan menghadapi perubahan besar, dan kita akan melihat Dunia yang benar" baru. (mungkin dimensi disini lebih ke arah posisi bumi) Kegelapan selama 3 hari ini diperkirakan akan terjadi pada tanggal 23, 24 dan 25 Des, Banyak sekali pembahasan tentang apa yang akan terjadi di tahun 2012, tapi banyak yang tidak percaya, karena mereka takut akan menciptakan kepanikan dan ketakutan pada semua orang. Kita tidak tahu pasti apa yang akan terjadi, tapi saya rasa tidak akan sia" untuk mempercayai NASA tentang persiapan yang harus dilakukan.

Untuk itu, kita jangan panik, tetap tenang, banyak berdo'a. Semoga kita semua bisa melalui 3 hari tersebut seperti hari - hari biasa. PLN jangan matikan lampu yaa. :D

Jumat, 20 Juli 2012

MEKKAH PUSAT PLANET BUMI


Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.





Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”

Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.





Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.





Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda :

“Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam”

Sabtu, 01 Oktober 2011

PENEMUAN PLANET SEPERTI BUMI

Untuk pertama kalinya, astronom akhirnya menemukan planet yang mirip Bumi di luar Tata Surya, sebuah planet ekstrasolar dengan radius 50% lebih besar dari bumi dan mampu memiliki air dalam bentuk cair. Penemuan ini memberi sebuah harapan baru dan sebuah langkah maju dalam usaha pencarian planet-planet yang bisa digolongkan sebagai planet layak huni. Dengan menggunakan teleskop ESO 3,6 m, tim pemburu planet dari Swiss, Perancis dan Portugal akhirnya menemukan super-Bumi yang massanya 5 kali massa Bumi dan mengorbit bintang katai merah, yang sebelumnya diketahui telah memiliki planet bermassa Neptunus. Para astronom juga menemukan bukti kuat yang menunjukkan indikasi keberadaan planet ketiga dengan massa 8 kali massa Bumi.
Planet Gliese 581 c
Planet Gliese 581 c planet yang diduga mirip Bumi. kredit : ESO
Exoplanet, itulah cara para astronom dalam menyebut planet yang berada disekitar bintang selain Matahari. Nah, exoplanet yang baru ditemukan ini merupakan exoplanet terkecil yang pernah ditemukan hingga saat ini dan ia bisa mengitari bintangnya hanya dalam 13 hari. Dan jaraknya juga 14 kali lebih dekat dari jarak Bumi -Matahari. Bintang induknya sendiri ternyata bukanlah bintang sekelas Matahari melainkan bintang katai merah yang lebih kecil, kebih dingin dan lebih redup dibanding Matahari. Itulah bintang Gliese 581, bintang yang menaungi si exoplanet mirip Bumi tersebut.
Si exoplanet yang mirip Bumi ini terletak di dalam area layak huni sang bintang (berada dalam habitable zone bintang – akan dibahas dalam artikel yang lain), daerah disekitar bintang dimana air yang berada pada area itu bisa berada dalam bentuk cairan. Exoplanet tersebut dinamakan Gliese 581 c yang artinya planet kedua yang bermukim di bintang Gliese 581. Planet pertama dalam extrasolar planet dinamakan dengan nama bintang dan diikuti indikasi b, bintang kedua indikasinya c dst.
Menurut Stephane Udry dari Geneva Observatory, mereka memperkirakan temperatur rata-rata super-Bumi ini antara 0 – 40 derajat Celcius, dan kondisi airnya masih dalam bentuk cairan. Selain itu radiusnya juga diperkirakan hanya 1,5 kali radius Bumi, dan dari pemodelannya bisa diperkirakan kalau planet ini merupakan planet batuan seperti Bumi atau bisa jadi Gliese 581 c adalah planet lautan.
Ditambahkan oleh Xavier Delfosse, salah satu anggota tim dari Perancis, kalau air dalam bentuk cair merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan sepanjang yang kita ketahui. Dengan memiliki temperatur dan jarak yang relatif dekat seperti yang dimiliki Gliese 581 c, planet ini kemungkinan akan menjadi target penting dalam misi ruang angkasa di masa depan khususnya dalam hal pencarian kehidupan extra-terrestrial. Dan di dalam peta harta karun alam semesta, Gliese 581 c akan ditandai dengan X.
- perlu diingat perbandingan kehidupan itu sendiri akan selalu mengacu pada kehidupan di Bumi.-
Gilese 581
Bintang induk Gliese 581 merupakan satu diantara 100 bintang yang berada dekat dengan kita. Massa dan radiusnya hanya sepertiga massa Matahari. Planet katai merah seperti ini secara intrinsik memiliki kecerlangan setidaknya 50 kali lebih lemah dari Matahari. Bintang katai merah juga termasuk bintang yang umum ditemukan di dalam galaksi kita (Bimasakti) : diantara 100 bintang dekat dengan Matahari, 80 diantaranya berada di kelas ini.
Gl 581, atau Gliese 581, merupakan bintang ke 581 dalam urutan Katalog Gliese yang merupakan susunan bintang yang berada dalam jarak 25 parsecs (81,5 tahun cahaya) dari bintang. Katalog tersebut dibuat oleh Gliese dan diterbitkan pada tahun 1969 dan diperbaharui tahun 1991 oleh Gliese dan Jahreiss. Gliese 581 sendiri jaraknya 6,26 parsecs (22,66 tahun cahaya) berada di konstelasi Libra dan usianya 4,3 milyar tahun.
Menurut Xavier Bonfils dari Lisbon University, Bintang katai merah merupakan target ideal dalam pencarian planet bermassa kecil yang memiliki air dalam bentuk cair. Hal ini disebabkan karena bintang katai seperti ini memancarkan sedikit cahaya sehingga daerah layak huninya (habitable zone) berada lebih dekat dengan bintang dibanding planet-planet disekitar Matahari.
Planet-planet yang berada di daerah tersebut akan lebih mudah dideteksi dengan menggunakan metode kecepatan radial, metode yang paling sukses dalam pencarian dan deteksi exoplanet.
Planet Lainnya di Gliese 581
Dua tahun lalu, tim astronom yang sama juga menemukan planet yang mengelilingi Gliese 581. Planet yang dikenal dengan nama Gliese 581 b memiliki massa 15 massa Bumi, dan mirip dengan Neptunus. Ia mengorbit Gliese 581 hanya menghabiskan waktu 5,4 hari. Pada saat itu astronom juga sudah melihat adanya indikasi planet lain disekitar tempat itu. Dan setelah pencarian yang lebih lanjut, ditemukan planet super-Bumi, tapi bukan hanya itu, ada juga indikasi yang sangat jelas menunjukkan kalau ditempat itu ada planet ketiga. Planet ketiga tersebut memiliki massa 8 kali massa Bumi dan menyelesaikan putaran orbitnya dalam waktu 84 hari.
Sistem keplanetan di Gliese 581 sedikitnya telah memiliki 3 buah planet dengan massa kurang lebih 15 massa Bumi, dan ini bisa dikatakan merupakan sistem yang luar biasa. Selama ini pencarian exoplanet paling banyak dilakukan pada bintang yang sekelas Matahari.
Metode Pengamatan
Penemuan Gliese 581 c ini dilakukan dengan menggunakan metode kecepatan radial. Metode kecepatan radial mendeteksi perubahan kecepatan bintang induk yang diakibatkan oleh gaya gravitasi dari exoplanet (yang tak terlihat) saat ia mengorbit bintangnya. Evaluasi pengukuran kecepatan akan memberi deduksi tentang orbit planet, biasanya bisa diketahui periode dan jarak dari bintang, serta massa minimumnya. Secara statistik, massa minimum ini mendekati massa yang sebenarnya.
Penemuan ini dilakukan menggunakan spektograf HARPS (High Accuracy RAdial Velocity for the Planetary Searcher), teleskop ESO 3,6 m di La Silla, Chille. HARPS bisa mengukur kecepatan dengan presisi lebih baik dari 1 meter per detik (3,6 km/jam). Dalam pendeteksian ini, variasi kecepatan yang terdeteksi antara 2 dan 3 meter per detik atau setara dengan 9 km/jam. Dari 13 planet yang massanya dibawah 20 massa Bumi, 11 diantaranya ditemukan dengan HARPS.
Selain Gliese 581 c ada dua sistem lain yang memiliki massa kecil juga, yakni planet es yang mengitari OGLE-2005-BLG-390L, yang ditemukan dengan jaringan teleskop microlensing. Massa planet tersebut 5,5 massa Bumi. Namun planet tersebut orbitnya lebih jauh dari bintang induknya yang kecil dibanding jarak Gliese 581 c dengan bintangnya. Selain itu planet yang mengitari OGLE-2005-BLG-390L juga lebih dingin.
Planet lainnya memiliki massa minimum 5,89 massa Bumi (dengan kemungkinan massa benarnya 7,53 massa Bumi) dan periode orbitnya kurang dari 2 hari, hal ini menyebabkan si planet terlalu panas untuk masih memiliki air di permukaannya.
Penemuan Gliese 581 c memberi satu titik cerah dalam masalah pencarian planet-planet yg mirip Bumi didalam zona layak huni bintang. Tapi untuk tiba pada apakah ada kehidupan lain disana atau mungkinkah kita hidup disana masih ada banyak hal yang perlu dijawab.

Rabu, 27 April 2011

PENEMUAN AIR DALAM JUMLAH BESAR DI BULAN OLEH NASA

NASA telah menemukan 'jumlah air sangat besar' dalam sebuah kawah di Bulan pada suatu penemuan yang dapat membuka jalan secara mendasar bagi peneliti.
Perwakilannya mengumumkan, percobaan sangat berani bulan lalu dengan membenturkan dua wahana antariksa ke permukaan Bulan untuk menemukan es, merupakan sukses besar.
Proyek senilai £ 49 juta membuat ledakan bom telah memuntahkan debu hingga ketinggian satu mil-termasuk bongkahan es yang mengendap pada kedalaman kawah di kutub selatan Bulan. Bagian kawah paling dalam tersebut sama sekali tidak pernah tersentuh sinar matahari selama miliaran tahun.
Pengungkapan itu semakin mendekatkan waktu ketika umat manusia membuat kesimpulan mendasar tentang keberadaan Bulan, menggunakan air yang terpendam dalam batu karang untuk diminum dan menghasilkan bahan bakar hydrogen.
Bagaimana dua wahana NASA menghantam permukaan Bulan. Gambar NASA ini memperlihatkan kilatan cahaya akibat hantaman roket pada permukaan Bulan. Kini, para ilmuwan telah mengungkapkan penemuan mereka akan jumlah air 'sangat besar' pada bekas ledakan tersebut. (Mail Daily/NASA)
Seorang juru bicara NASA mengatakan: 'Penemuan tersebut telah membuka babak baru dalam pemahaman kita tentang Bulan.'
Telah terjadi kekhawatiran bahwa eksperimen bulan lalu itu gagal apabila benturan wahanan tersebut gagal memperlihatkan semburan debu setinggi enam mil sesuai dengan hasil yang diharapkan. Gambar langsung yang ditayangkan tidak menunjukkan tanda-tanda adanya dampak, meskipun benturan wahana tersebut sesuai dengan yang direncanakan.
Namun, sejumlah pakar NASA yang telah mempelajari data-data tersebut mengatakan beberapa instrumen mengarah pada dampak yang memperlihatkan adanya uap air dalam jumlah besar.
Pemerhati ruang angkasa di California sedang menyaksikan misi itu secara langsung bulan lalu. (Mail Daily/EPA)
DR. Anthony Colaprete, dari Ames Research Centre NASA, mengatakan: 'Sesungguhnya kami telah menemukan air tidak dalam jumlah kecil, namun dalam jumlah yang sangat signifikan. Kami benar-benar merasa senang sekali.'
Michael Wargo, kepala ilmuwan peneliti Bulan-NASA yang bermarkas di Washingto DC, menambahkan: 'Kami sedang membuka tirai misteri pada tetangga terdekat kami dengan ekstensi sistem tata surya.'
'Ternyata permukaan Bulan penuh dengan rahasia dan LCROSS telah menambahkan lapisan baru pada pemahaman kita.'
Misi LCROSS, yang berlangsung pada 9 Oktober lalu, disaksikan secara langsung oleh jutaan orang di seluruh dunia lewat internet.
Sebuah roket menghantam kawah Cabeus, dekat kutub selatan Bulan, sekitar 5.600 mph, dan empat menit kemudian diikuti sebuah pesawat antariksa yang dilengkapi dengan kamera untuk merekam dampak kejadian tersebut menghantam permukaan Bulan.
Selama satu dekade terakhir, para ilmuwan telah menemukan sejumlah petunjuk adanya es bawah tanah pada kutub-kutub di Bulan, namun ini belum dibuktikan.
Penemuan ini diharapkan memiliki implikasi utama bagi masa depan eksplorasi Bulan dan pasokan air yang telah siap memfasilitasi kondisi Bulan secara mendasar.
Astronot Buzz Aldrin, yang pada 1969 telah melakukan perjalanan bersejarah Apollo 11 di Bulan bersama Neil Armstrong, sangat senang mendengar penemuan terbaru tersebut, namun tetap berharap
Amerika semestinya fokus pada penjelejahannya ke Mars.
'Setiap orang akan memiliki reaksi berlebihan terhadap berita ini dan berkata, 'Ayo ada air, buruan ke Bulan' ujar Aldrin. 'Itu tidak dibenarkan.'
Misi para ilmuwan mengatakan pihaknya akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk meneliti lebih mendalam partikel apa lagi yang telah disemburkan debu Bulan tersebut.(Erabaru/Mail Daily/sua)