NASA telah menemukan 'jumlah air sangat besar' dalam sebuah kawah di Bulan pada suatu penemuan yang dapat membuka jalan secara mendasar bagi peneliti.
Perwakilannya mengumumkan, percobaan sangat berani bulan lalu dengan membenturkan dua wahana antariksa ke permukaan Bulan untuk menemukan es, merupakan sukses besar.
Proyek senilai £ 49 juta membuat ledakan bom telah memuntahkan debu hingga ketinggian satu mil-termasuk bongkahan es yang mengendap pada kedalaman kawah di kutub selatan Bulan. Bagian kawah paling dalam tersebut sama sekali tidak pernah tersentuh sinar matahari selama miliaran tahun.
Pengungkapan itu semakin mendekatkan waktu ketika umat manusia membuat kesimpulan mendasar tentang keberadaan Bulan, menggunakan air yang terpendam dalam batu karang untuk diminum dan menghasilkan bahan bakar hydrogen.
Bagaimana dua wahana NASA menghantam permukaan Bulan. Gambar NASA ini memperlihatkan kilatan cahaya akibat hantaman roket pada permukaan Bulan. Kini, para ilmuwan telah mengungkapkan penemuan mereka akan jumlah air 'sangat besar' pada bekas ledakan tersebut. (Mail Daily/NASA)
Seorang juru bicara NASA mengatakan: 'Penemuan tersebut telah membuka babak baru dalam pemahaman kita tentang Bulan.'
Telah terjadi kekhawatiran bahwa eksperimen bulan lalu itu gagal apabila benturan wahanan tersebut gagal memperlihatkan semburan debu setinggi enam mil sesuai dengan hasil yang diharapkan. Gambar langsung yang ditayangkan tidak menunjukkan tanda-tanda adanya dampak, meskipun benturan wahana tersebut sesuai dengan yang direncanakan.
Namun, sejumlah pakar NASA yang telah mempelajari data-data tersebut mengatakan beberapa instrumen mengarah pada dampak yang memperlihatkan adanya uap air dalam jumlah besar.
Pemerhati ruang angkasa di California sedang menyaksikan misi itu secara langsung bulan lalu. (Mail Daily/EPA)
DR. Anthony Colaprete, dari Ames Research Centre NASA, mengatakan: 'Sesungguhnya kami telah menemukan air tidak dalam jumlah kecil, namun dalam jumlah yang sangat signifikan. Kami benar-benar merasa senang sekali.'
Michael Wargo, kepala ilmuwan peneliti Bulan-NASA yang bermarkas di Washingto DC, menambahkan: 'Kami sedang membuka tirai misteri pada tetangga terdekat kami dengan ekstensi sistem tata surya.'
'Ternyata permukaan Bulan penuh dengan rahasia dan LCROSS telah menambahkan lapisan baru pada pemahaman kita.'
Misi LCROSS, yang berlangsung pada 9 Oktober lalu, disaksikan secara langsung oleh jutaan orang di seluruh dunia lewat internet.
Sebuah roket menghantam kawah Cabeus, dekat kutub selatan Bulan, sekitar 5.600 mph, dan empat menit kemudian diikuti sebuah pesawat antariksa yang dilengkapi dengan kamera untuk merekam dampak kejadian tersebut menghantam permukaan Bulan.
Selama satu dekade terakhir, para ilmuwan telah menemukan sejumlah petunjuk adanya es bawah tanah pada kutub-kutub di Bulan, namun ini belum dibuktikan.
Penemuan ini diharapkan memiliki implikasi utama bagi masa depan eksplorasi Bulan dan pasokan air yang telah siap memfasilitasi kondisi Bulan secara mendasar.
Astronot Buzz Aldrin, yang pada 1969 telah melakukan perjalanan bersejarah Apollo 11 di Bulan bersama Neil Armstrong, sangat senang mendengar penemuan terbaru tersebut, namun tetap berharap
Amerika semestinya fokus pada penjelejahannya ke Mars.
'Setiap orang akan memiliki reaksi berlebihan terhadap berita ini dan berkata, 'Ayo ada air, buruan ke Bulan' ujar Aldrin. 'Itu tidak dibenarkan.'
Misi para ilmuwan mengatakan pihaknya akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk meneliti lebih mendalam partikel apa lagi yang telah disemburkan debu Bulan tersebut.(Erabaru/Mail Daily/sua)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar